Rabu, 16 Januari 2013

Mandau







Pulau Kalimantan adalah pulau kedua terbesar di dunia setelah Pulau Papua (Papua-Indonesia dan Papua New Guinea) atau salah satu dari 5 pulau besar yang ada di Indonesia. Sebenarnya pulau ini tidak hanya merupakan “daerah asal” orang Dayak semata karena di sana ada suku minoritas lainnya yang telah mendapat percampuran dari budaya Melayu yaitu orang Banjar di Kalimantan Selatan, Kutai di Tenggarong Kaltim dan orang Melayu lainnya.

Suku Dayak yang tersebar di seluruh Kalimantan (juga meliputi Sabah dan Serawak, Malaysia) namun suku Dayak yang memiliki ratusan sub-suku ini memiliki beberapa identitas yang sama, diantaranya, senjata sumpit untuk berburu, melambangkan burung enggang atau Rangkong sebagai perwakilan “dunia atas” atau dunia para dewa. Begitu pun dengan adat dan seni tarian serta alat music yang digunakan cenderung mirip antara satu dengan lainnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah ciri senjata Mandau sebagai perlambang harga diri seorang pria dayak.

Dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, kemanapun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jatidiri). Mandau juga merupakan alat bertani dan membuka ladang dalam setiap kegiatan bercocok tanam suku Dayak.

Dahulu mandau dianggap memiliki unsur magis dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti perang antar suku, pengayauan atau kegiatan mencari kepala manusia, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara lainnya.

Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian masing-masing tergantung dari si pemilik Mandau tersebut. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-19) semakin banyak orang yang berhasil di-ayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya sebagian digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-ayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti.

Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksi serta senjata untuk berburu, memangkas semak belukar dan kini juga digunakan sebagai alat untuk berladang dan bertani.

Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk pipih-panjang dan ujungnya runcing. Salah satu sisi mata bilahnya berujung diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan tumpul.


Konon, mandau yang paling baik mutunya adalah yang dibuat dari batu gunung yang mengandung bijh besi dan dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam. Namun kini Mandau lebih sering dibuat dengan menggunakan besi baja yang mudah didapatkan seperti besi baja yang diambil dari per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain sebagainya.


Tak jarang Mandau juga diberi hiasan dengan sentuhan emas, perak, atau tembaga. Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu. Pembuatan bilah mandau diawali dengan membuat bara api di dalam sebuah tungku untuk memuaikan besi. Kayu yang digunakan untuk membuat bara api adalah kayu ulin atau kayu besi yang memiliki kualits panas yang sangat tinggi dan stabil.

Setelah bilah terbentuk, tahap selanjutnya adalah membuat hiasan berupa lekukan dan gerigi pada mata mandau serta lubang-lubang pada bilah mandau. Konon, pada zaman dahulu banyaknya lubang pada sebuah mandau mewakili banyaknya kepala korban yang pernah dipenggal mandau tersebut.

Gagang Mandau atau hulu mandau terbuat dari tanduk rusa yang diukir menyerupai kepala burung. Namun, tidak jarang juga menggunakan katu berkualitas yang keras dan tidak mudah pecah. Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai motif seperti kepala naga, paruh burung, pilin, dan berbentuk kait. Pada ujung gagang ada pula yang diberi hiasan berupa bulu binatang atau rambut manusia yang telah menjadi korban. Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapat membedakan tempat asal mandau dibuat, suku yang membuat, serta status sosial pemiliknya.

Sarung mandau atau kumpang atau warangkanya biasanya terbuat dari lempengan kayu tipis. Bagian atas dilapisi tulang berbentuk gelang. Bagian tengah dan bawah dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat. Sebagai hiasan, biasanya ditempatkan bulu burung baliang, burung tanyaku, serta manik-manik dan terkadang juga diselipkan jimat. Selain itu, mandau juga biasa dilengkapi dengan sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikat menempel pada sisi sarung dan tali pinggang dari anyaman rotan.

Pembuatan mandau, jika dicermati secara seksama, di dalamnya mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakatnya. Nilai-nilai itu antara lain tercermin dalam keindahan seninya, ketekunan pembuat atau penciptanya, ketelitian, dan kesabaran.

Begitulah cerita tentang mandau ini, selain sebagai senjata untuk berperang dan berladang, mandau juga merupakan lambang harga diri pemiliknya. Semakin bagus dan bertuah suatu mandau, maka menandakan tingginya status sosial seseorang.(YA)
 

Senin, 31 Desember 2012

Mandau Kalimantan


Mandau adalah senjata sejenis parang dengan panjang kira-kira 1/2 meter. Biasanya hulu mandau diberik ukiran burung enggang dengan hiasan rambut manusia.
Mandau biasanya dibuat oleh pandai besi yang memiliki ilmu gaib, namun sekarang mandau dapat dibuat oleh siapa saja yang bergerak di bidang seni pembuatan senjata tajam seprti pisau,golok, parang dan benda tajam lainnya. Mandau terdiri dari dua macam, yaitu mandau tampilan dan mandau biasa. Mandau tampilan biasanya digunakan untuk perang dan upacara. Sementara mandau biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. 
ada juga mandau yang dibuat sebagai hiasan dan cinderamata.
Diberbagai daerah di kalimantan seperti kalimantan timur terdapat beberapa kabupaten dan kota diantaranya kabupaten malinau, kabupaten bulungan dan kabupaten tana Tidung.
para kepala daerah atau bupati di kabupaten ini biasanya memberikan cinderamata berupa mandau sebagai penghargaan kepada tamu spesial yang dihormatinya.



Bagi anda para kolektor benda seni/senjata pusaka yang menyukai kerajinan khas Dayak di Kalimantan, Anda bisa memiliki mandaut.
 Barang dijamin masih baru dan didatangkan dari pengrajin di Kalimantan. Barang kerajinan tersebut cocok untuk dijadikan hiasan/ornamen rumah, cafe, lobi hotel, dan lain sebagai nya.

mandau seperti gambar berikut ini bisa dijadikan barang koleksi pribadi sebagai barang seni pusaka kalimantan di Indonesia.

bagi anda yang mencintai budaya kalimantan dan ingin mengoleksi mandau sebagai koleksi pribadi.

hubungi saya di no hp 08125303768
harga mandau Rp 2.000.000,-  (Nego)